Teman

Kamis, 26 November 2015

Sebut Saja Bunga

Semangat malam, hari ini saya ingin bercerita tentang kisah seseorang.

Sebut saja dia Bunga (Nama samaran). Bunga adalah seseorang yang memiliki pemikiran yang luas, namun lingkungannya mencoba menyempitkan pemikirannya. Bunga selalu memiliki alasan untuk menolak penyempitan pemikiran tersebut. Sehingga masyarakat disekitarnya memilih menghindari bunga hanya karena pemikiran-pemikiran yang mereka anggap asing tersebut. Salah satu pembahasan yang sering bunga bahas adalah bagaimana manusia itu sesungguhnya. 
Bunga selalu menolak jika manusia memiliki dua sifat, baik dan buruk. 
Kenapa kamu menolak kebenaran itu? Tanya saya
"Bukan, itu bukan kebenaran, saya sangat yakin manusia hanya memiliki  satu sifat, yaitu kebaikan. Didalam kebaikan tersebut manusia akan menjadi makhluk hidup yang paling beruntung."
"Kenapa kamu bisa beranggapan seperti itu bunga, bukankah kamu juga melihat sendiri di televisi contohnya, banyak sekali manusia melakukan kejahatan"
"Iya, memang kejahatan itu benar adanya. Namun kejahatan itu muncul karena kesalahan dari manusia yang tidak memahami, bahwa mereka selama ini telah membunuh dirinya sendiri"
"Membunuh dirinya sendiri?"
"Iya, manusia sudah membunuh dirinya, bukan takdir hidup manusia yang membuatnya memiliki sifat buruk atau tingkah laku buruk. Namun, manusia lah yang sudah menghidupkan keburukan itu. Manusia tidak melakukan kebaikan yang sudah dia miliki dari semenjak dia berada di dunia. Sesungguhnya sebelum dia terlahir kedunia pun, dia sudah memiliki kebaikan tersebut. Manusia bukan orang jahat, namun dia sendirilah yang membuat dirinya jahat" 
Itulah bunga, selalu memiliki jawaban dari segala pertanyaan dari semua orang, termasuk saya.
"Aku tidak mengerti mengapa semua orang tidak bisa menerima pemikiranku ini, aku hanya ingin manusia tahu, bahwa mereka adalah makhluk yang beruntung bisa merasakan kehidupan didunia ini. Beruntung karena manusia adalah makhluk yang memiliki apa yang semesta ini miliki. Semua sudah berada didalam tubuhnya, namun manusia malah mengubur semua itu." Ucapnya
Bunga sudah merasa gagal untuk memberitahu semua orang yang ada di dalam kehidupannya, tentang apapun yang bunga rasakan, bunga ketahui dan lain sebangainya. Bunga pun menyebutkan banhwa bumi itu hidup, dia bernafas, bisa merasakan kesakitan seperti manusia. Pohon pun bisa meninggal disaat manusia selalu menghina pohon tersebut, dia menyebutkan itu adalah nyata. Meninggalnya pohon karena dihina sudah terbukti di beberapa suku yang berada didunia ini, namun dia lupa nama-nama suku tersebut. Iulah kenapa disaat dia mulai menyadari hal itu, dia tidak pernah memetik sehelai daun pun dari tubuh pohon, alam adalah sahabat manusia, jadi kita tidak boleh menyakitinya, katanya. 
Beberapa tahun ini, dia mulai mengukir pemikirannya di berbagai pemikiran-pemikiran manusia disekitarnya, dari keluarga hingga sahabatnya. Bunga mulai bisa merangkai kata yang membuat apa yang dia ucapkan seolah logika sesuai dengan bentuk logika yang dimiliki orang-orang disekitanya. Bunga tersenyum saat menceritakan hal tersebut, dan dia berkata "Aku bahagia menjadi seperti ini"
Ya, inilah kisah "Sebut saja Bunga", apa yang bisa teman-teman ambil dari kisah ini?
Yuk beri komentarnya. Mau tahu bunga itu siapa?
Semoga bunga adalah salah satu orang yang berada di sekitar anda setiap harinya.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah sahabat kita ini.

Tidak ada komentar:

Kita Akan Pulang

Sia-sialah perjalanan waktu setiap detik Ketika kita tidak memanfaatkannya dalam jalan yang baik Merugilah kita Umur kita tidak...